Selasa, 21 Juni 2011

Langkah Pak Harto Part II

Assalamu'alaikum..
Hey guys.. I want proceeding the story about Soeharto, though it's a wee bit only of it, but it will be nice. Trust me! Hehehe ;).. Let's move...

Well, I will proceed Soeharto's reign on April 1973. Check this out!

3 April 1973..

Hari ini Presiden Soeharto menerima Menteri Penerangan Mashuri SH di Istana Merdeka. Selesai menghadap Presiden, Menteri Penerangan mengatakan bahwa Presiden Soeharto telah merestuinya untuk mengadakan kerjasama dengan universitas-universitas guna merumuskan konsep dalam rangka pembangunan bidang penerbitan, terutama dalam rangka mempersiapkan diri dalam menghadapi Pelita II! *hmmm mengadakan kerjasama.. Let's think about it. There's an political intervention there #IMHO :p*

• Nah, usai menerima Menteri Penerangan, Presiden Soeharto mengadakan pertemuan dengan Prof. Widjojo Nitisastro, Prof. Mohammad Sadli, Dr. JB Sumarlin, Dr. Emil Salim dan Menteri/Sekretaris Negara Sudharmono *lagi dan lagi saya minta koreksinya kalo ada yang salah sama nama dan info nya*. Pertemuan tersebut membahas dampak kenaikan harga minyak, terutama terhadap tarif angkutan darat, laut, dan udara.

Next...!!!

4 April 1973..

Sekitar pukul 09.00 dan 10.00 pagi ini, secara berturut-turut Presiden Soeharto menerima surat-surat kepercayaan dari Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Republik Irak, Fadhil Salman Al-Assaf, dan Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Kerajaan Muangthai, Kasem S Kasemsri, di Istana Merdeka.
Kepada Duta Besar Irak, Presiden Soeharto menegaskan kembali dukungan Indonesia terhadap perjuangan yang adil dan benar dari bangsa-bangsa Arab, termasuk bangsa Arab Palestina (kalo gak salah), dalam mempertahankan haknya. Dukungan yang diberikan bangsa Indonesia ini didasarkan pada rasa ssaling menghormati kedaulatan penuh dan memahami kemerdekaan masing-masing bangsa, di samping karena Indonesia benar-benar memahami apa arti kemerdekaan bagi suatu bangsa! *ya mungkin iya bener Indonesia memahami benar-benar arti kemerdekaan suatu bangsa DULUnya. Now?! I've no idea. It's arduous to be pessimist towards gov.* #justsaying ;))
Okay, hmm.. Kalau tidak salah, dalam pidatonya, Duta Besar Al-Assaf menyampaikan penghargaan Pemerintah dan rakyat Irak atas sikap Pemerintah dan rakyat Indonesia yang terpuji dan tulus dalam membantu perjuangan bangsa Arab Palestina. *woohoww!! Standing ovation!! Prok prok prok!! Great Indonesia hehe*
Sementara itu, kepada Duta Besar Muangthai yang baru, Presiden Soeharto mengungkapkan penilaiannya terhadap ASEAN sebagai suatu lembaga yang sangat penting artinya, bukan hanya karena hasil-hasil lahiriah yang telah dicapainya, melainkan juga karena jiwa dan semangatnya. Dikatakan oleh Presiden bahwa ASEAN dapat membangun proyek-proyek bersama. Menurutnya, proyek-proyek bersama itu selain memberikan manfaat bagi kesejahteraan anggota-anggota ASEAN, dapat pula membantu menciptakan ketahanan nasional masing-masing negara, menuju kepada ketahanan regional Asia Tenggara.
Dalam pidato penyerahan surat kepercayaannya (wow! Apparently many speeches had delivered there), Duta Besar Kasem Kasemsri mengatakan bahwa kedua bangsa sudah sejak lama menikmati ikatan persahabatan, sehingga tidak ada alasan bagi keduanya untuk tidak memiliki pandangan yang sama, perasaan yang agung dan cita-cita yang luhur yang dapat diabdikan bagi kepentingan perdamaian, kebebasan dan persahabatan bangsa-bangsa, terutama di kawasan Asia Tenggara ini.
• Pagi menjelang siang di Istana Negara Presiden Soeharto melantik Prof. Dr. Ali Wardhana menjadi Menteri Keuangan (bandingkan sama SMI a.k.a Sri Mulyani), Jenderal Soemitro menjadi Panglima Kopkamtib/Wakil Panglima Angkatan Bersenjata, Mayjen. Ali Said menjadi Jaksa Agung, dan Drs. Rachmat Saleh menjadi Gubernur Bank Indonesia. Dalam pidato sambutannya, Presiden antara lain mengatakan bahwa di dalam melaksanakan konstruksi yang segi-seginya semakin rumit itu diperlukan laporan yang mengandung kebenaran, bukan penilaian yang hanya bertujuan untuk menyenangkan atasan saja!
Presiden mengakui bahwa meskipun perkembangan di bidang ekonomi dan politik dalam masa kerja Kabinet Pembangunan I menunjukkan garis naik, akan tetapi tidak semua sempurna (nothing's perfect, Mr. President!). Oleh sebab itu ia secara khusus meminta kepada para menteri dan pejabat tinggi negara untuk menyusun program-program kerja yang lebih tepat dan di-KIS-kan dalam rangka kesatuan bulat kebijaksanaan dan langkah tunggal Pemerintah.

Lanjuuuut..!!

7 April 1973..

Pada hari ini, sejumlah 55 orang pengusaha Amerika Serikat mengadakan kunjungan kehormatan kepada Presiden Soeharto di Istana Merdeka. Maksud kunjungan mereka adalah dalam rangka mendapatkan informasi langsung mengenai aspek-aspek penanaman modal di Indonesia. Kepada para usahawan Amerika ini Presiden Soeharto menegaskan sikapnya yang membuka kesempatan bagi investor asing untuk menanamkan modal mereka di sini, dengan bertujuan untuk memperlancar proses pembangunan kita (kinda great though). Dalam uraiannya, Presiden juga menguraikan secara panjang lebar mengenai Repelita II yang memerlukan dana yang besar terutama dalam bidang industri pengolahan. Adapun bidang-bidang yang masih terbuka untuk penanaman modal dari luar negeri adalah pertambangan, perhubungan, pengusahaan kayu hutan berikut industri pengolahannya.
• Sebelumnya, di tempat yang sama, Presiden Soeharto menerima kunjungan kehormatan Menteri Pertahanan Australia, Lance Bernard, beserta rombongan. Lance Bernard berada di Indonesia antara lain dalam rangka penyerahan 16 buah pesawat tempur Sabre bantuan Pemerintah Australia kepada AURI.

4 hari kemudian..

11 April 1973..

Dalam sidang paripurna Kabinet Pembangunan II yang berlangsung pagi ini di Bina Graha, Presiden memberikan petunjuk kepada semua menteri untuk menyusun kebijaksanaan dan rencana kerja. Dengan demikian akan dapat dicapai koordinasi, integarsi, dan sinkronisasi (KIS) dalam tugas setiap departemen dan non-departemen.
Sidang paripurna yang pertama ini telah memutuskan untuk mengalokasikan 65% kredit investasi kepada golongan ekonomi lemah, sedangkan sisanya diberikan kepada golongan ekonomi kuat. Untuk menjamin kelancaran kegiatan ekonomi dan pembangunan, kabinet juga memutuskan untuk menurunkan suku bunga kredit, deposito dan Tabanas yang akan berlaku mulai besok (tanggal 12 April).

14 April 1973..

Dua hari setelah sidang paripurna, Brigjen. Bustanil Arifin, Deputi Kepala Bulog, siang ini menghadap Presiden Soeharto di Bina Graha. Dalam pertemuan selama lebih kurang setengah jam itu Presiden telah membahas dan memberikan petunjuk kepada Bulog menyangkut persiapan-persiapan pengadaan beras di dalam negeri melalui pembelian-pembelian kepada para petani. Pembelian ini diperlukan mengingat mulai tibanya musim panen.

16 April 1973..

Presiden Soeharto, selaku Bapak Pramuka Tertinggi, bertempat di Cibubur, Jakarta Timur, pagi ini membuka Jambore Nasional 1973. Upacara pembukaan jambore ini ditandai oleh sebuah acara menarik, yaitu "Dialog Transmigrasi", yang dibawakan oleh dua orang Pramuka Pembina secara bersahut-sahutan, dan dilanjutkan dengan nyanyian "Padi Ditumbuk Menjadi Beras". (What a day! :D)

• Malamnya, Presiden Soeharto menghadiri acara peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW yang diselenggarakan di Istana Merdeka. Dalam sambutannya Pak Harto mengatakan bahwa rasa keadilan memanggil kita untuk menghapuskan penindasan yang kuat terhadap lemah. Rasa keadilan dan persaudaraan yang menjadi tiang utama ajaran agama mewajibkan kita membangun masyarakat yang dapat mencegah timbulnya jurang pemisah antara yang kaya dan miskin. Menurut Presiden, para nabi sebelumnya telah merintis pembangunan masyarakat yang meliputi pembangunan materil dan spirituil dengan agama-agama yang diturunkan Tuhan. "Karena itu", demikian ditegaskan oleh Presiden, "membangun masyarakat jelas merupakan tugas agama".

Lima hari setelahnya...

Masalah transportasi telah dibahas secara menyeluruh oleh Presiden Soeharto dengan beberapa menteri serta Pangkopkamtib Jenderal Soemitro dalam suatu pertemuan yang berlangsung di kediaman Presiden di Jalan Cendana mulai pukul 09.00 pagi ini. Para menteri yang menghadiri pertemuan ini adalah Menteri Perhubungan Emil Salim, Menteri Penertiban Aparatur Negara JB Sumarlin, Menteri Pertambangan Sadli, dan Menteri Keuangan Ali Wardhana.

23 April 1973..

Presiden Soeharto menganjurkan agar negara-negara anggota ASEAN dapat mengembangkan "masyarakat kertas koran ASEAN" sehingga kebutuhan kertas koran bagi ASEAN dapat dipenuhi oleh negara-negara ASEAN sendiri. Untuk maksud ini Indonesia setidak-tidaknya harus dapat menghasilkan kertas koran sejumlah 60.000 sampai 70.000 ton setahun. Menteri Penerangan Mashuri mengatakan hal ini setelah ia menghadap Presiden Soeharto di Istana Merdeka pagi ini.

24 April 1973..

Pagi ini Presiden Soeharto memimpin sidang Dewan Stabilisasi Ekonomi Nasional yang berlangsung di Bina Graha. Sidang memutuskan untuk menaikkan semua tarif penumpang angkutan udara sebesar 10% dan mulai berlaku besok. Menurut Menteri Perhubungan Emil Salim, penyesuaian tarif angkutan udara ini diperlukan untuk menjaga kelangsungan hidup perusahaan-perusahaan angkutan udara, keselamatan penerbangan dan pemeliharaannya. Langkah kebijaksanaan ini juga diambil karena pengaruh perkembangan ekonomi dan moneter internasional, selain akibat kenaikan biaya eksploitasi dan perlunya dana investasi armada penerbangan.

Well.. Next..!!!

25 April 1973..

Presiden Soeharto menyambut baik doktrin FBSI yang berdasarkan pada Pancasila; selain itu Kepala Negara juga sangat menghargai usaha-usaha FBSI yang telah berhasil menyatukan semua organisasi buruh Indonesia ke dalam suatu federasi. Demikian diungkapkan oleh Menteri Tenaga Kerja, Trasmigrasi dan Koperasi, Subroto, kepada pers setelah ia dan 11 orang pimpinan FBSI diterima Presiden Soeharto di Bina Graha pagi ini.

26 April 1973..

Diantar oleh Menteri Pertambangan Prof. Sadli, Menteri Pertambangan Birma, Komodor Thaun Tin, mengadakan kunjungan kehormatan kepada Presiden Soeharto di Istana Merdeka. Menurut Prof. Sadli, Menteri Pertambangan Birma ingin mempelajari pengalaman Indonesia dalam hal pertambangan, khususnya pertambangan minyak. Ditambahkannya bahwa pejabat tinggi Birma itu sangat terkesan akan sistem production sharing (bagi hasil) yang dipraktekkan Indonesia.
• Pagi ini pula, di tempat yang sama, Kepala Negara menerima kunjungan delegasi Parlemen Yugoslavia yang dipimpin oleh Ketua Parlemennya. Dalam pertemuan tersebut, selain menawarkan kesediaan negaranya untuk meningkatkan kerjasama dalam bidang pembangunan, Ketua Parlemen negara sahabat ini juga telah mengulangi undangan negaranya kepada Presiden Soeharto untuk mengunjungi Yugoslavia.

27 April 1973..

Bertempat di Istana Merdeka, Presiden Soeharto pagi ini menerima kunjungan kehormatan Wakil Perdana Menteri/Menteri Luar Negeri Republik Federasi Jerman, Walter Scheel, di Istana Merdeka. Pada kesempatan ini, pemimpin Jerman Barat itu telah menghadiahkan sebuah traktor mini kepada Presiden Soeharto, sementara Kepala Negara menyerahkan sebuah bingkisan cerutu kepadanya.
• Pagi ini pula Presiden Soeharto menerima utusan khusus Presiden Park Chung Hee dari Korea Selatan. Kepada Presiden Soeharto, utusan khusus Kyu Hak Choi menjelaskan tentang perkembangan terakhir perundingan yang dilakukan negaranya dengan pihak Korea Utara dalam rangka usaha penyatuan kedua Korea.

And the last day on this April..
30 April 1973..

Presiden Soeharto hari ini meresmikan bendungan dan PLTA Riam Kanan di Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Dalam pidato sambutannya, Kepala Negara antara lain mengatakan bahwa perbedaan-perbedaan yang terjadi dalam pembangunan di daerah-daerah selama ini mencerminkan keterbatasan kemampuan kita. Keterbatasan kemampuan itu mengharuskan kita untuk menentukan prioritas pembangunan secara tepat. Demikian dikatakan Presiden Soeharto. Presiden dan rombongan tiba di Banjarmasin pagi ini, dan segera kembali ke Jakarta selepas acara peresmian.

Done! So far, kekakuan dan kekurangan tentang Soeharto tidak terlampirkan di sini. Saya mohon koreksinya dan mungkin juga kalau anda-anda sekalian punya info yang lebih tentang ini, yuk silahkan :-).
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Tidak ada komentar:

Posting Komentar