Selasa, 14 Juni 2011

Langkah Pak Harto

Hello there! Here's the case....

27 Maret 1973..
Pada saat itu Pak Presiden mengumumkan susunan Kabinet Pembangunan II serta diumumkan pula bahwa menteri kabinet ini bakal dilantik esok hari. Nah, ini nih beberapa program kabinet yang dinamakan Sapta Krida Kabinet Pembangunan II:
1. Meningkatkan dan memelihara stabilitas politik dengan pelaksanaan politik dalam negeri maupun luar negeri sesuai dengan GBHN.
2. Meningkatkan dan memelihara stabilitas ekonomi.
3. Meningkatkan dan memelihara stabilitas keamanan.
4. Meneruskan pelaksanaan tahun kelima Repelita I serta merencanakan dan melaksanakan Repelita II.
5. Meningkatkan kesejahteraan rakyat sepadan dengan hasil-hasil yang dicapai oleh pelaksanaan Repelita.
6. Meneruskan pelaksanaan penertiban dan pendayagunaan aparatur negara di segala bidang dan tingkatan.
7. Melaksanakan pemilihan umum selambat-lambatnya pada akhir tahun 1997.
Guys, saya lampirkan juga nih susunan Kabinet Pembangunan II nya periode 28 Maret 1973 - 31 Maret 1978. Check this out.. :D
I. Pimpinan Kabinet : Jend. (Purn.) Soeharto
II. Menteri-menteri:
1. Menteri Dalam Negeri: Letjen Amirmachmud
2. Menteri Luar Negeri: H Adam Malik
3. Menteri Pertahanan/Keamanan: Jend. M Panggabean
4. Menteri Kehakiman: Prof. Oemar Senoadji, SH (lalu diganti dengan Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadja)
5. Menteri Penerangan: Mashuri SH
6. Menteri Keuangan: Prof. Dr. Ali Wardhana
7. Menteri Perdagangan: Drs. Radius Prawiro
8. Menteri Pertanian: Prof. Dr. Ir. Thojib Hadiwidjaja
9. Menteri Perindustrian: Letjen. M Jusuf
10. Menteri Pertambangan: Prof. Dr. Ir. Mohammad S.
11. Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik: Ir. Sutami
12. Menteri Perhubungan: Prof. Dr. Emil Salim
13. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan: Prof. Dr. Ir. Sumantri Brodjonegoro (kemudian, karena meninggal dunia, diganti dengan Dr. Sjarif Thajeb)
14. Menteri Kesehatan: prof. Dr. GA Siwabessy
15. Menteri Agama: prof. Dr. A Mukti Ali MA
16. Menteri Sosial: HMS Mintaredja SH
17. Menteri Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Koperasi: Prof. Dr. Subroto
18. Menteri Negara yang megkoordinasikan kegiatan bidang Ekuin merangkap Ketua Bappernas: Prof. Dr. Widjojo Nitisastro
19. Menteri Negara Kesejahteraan Rakyat: Prof. Sunawar Sukawati SH
20. Menteri Negara Penertiban Aparatur Negara, merangkap Wakil Ketua Bappenas: Dr. JB Sumarlin
21. Menteri Negara Riset: Prof. Dr. Sumitro Djojohadikusumo
22. Menteri/Sekretaris Negara: Mayjen. Sudharmono SH.
Okay kita next..
31 Maret 1973
Pada saat ini, after listening and considering saran-saran Dewan Stabilitas Ekonomi Nasional, today government announced about kenaikan harga bahan bakar minyak! Ooh nope x___X! Kenaikan harga yang mulai diberlakukan pada tanggal 1 April itu tercantum di dalam Keputusan Presiden.. Aduuh lupa Kepres No. Berapa tapi seingatku ya *waktu pelajaran Sejarah kelas XI* No. 10/1973 tertanggal 31 Maret 1973 (mohon perbaikannya) *sigh.. Nah, dijelaskan bahwa harga bahan bakar minyak perlu dinaikkan yaitu untuk menjamin kelancaran produksi dan distribusi minyak serta untuk meningkatkan penerimaan negara dalam rangka pelaksanaan Repelita. Dengan kenaikan ini maka harga setiap liter bahan minyak adalah sebagai berikut:
Avigas dari Rp35,- menjadi Rp40,-
Bensin super dari Rp40,- menjadi Rp45,-
Bensin premium dari Rp35,- menjadi Rp40,-
Minyak tanah dari Rp10,- menjadi Rp11,50
Minyak solar dari Rp14,- menjadi Rp16,-
Minyak diesel dari Rp8,50 menjadi Rp9,-
Minyak bakar dari Rp6,50 menjadi Rp7,50.
Kenaikan harga bahan bakar minyak ini pada awalnya meresahkan rakyat, namun perlawanan dan pertentangan dari rakyat terhitung "needless". Kenaikan Rp5,- sedikit tapi sangat meresahkan.
IMHO, di setiap tindakan Pemerintah, apapun bentuknya, entah diliat dari social point of view, politic, economy side and stuffs, pasti selalu terkait dengan intervensi politik. Sangat sulit untuk benar-benar bebas 100% dari intervensi politik. We can't confute that Soeharto's reign is worse than the reign before. Jadi, pembentukan Kabinet, program-program nya termasuk Repelita adalah suatu tindakan yang tidak mungkin tidak ada intervensi politik nya. Sehingga kenaikan harga pun yang sebenarnya adalah salah satu cara menarik perhatian rakyat bahwa hal itu akan lebih menstabilkan keadaan ekonomi malah disalahgunakan. Saya juga bingung kenapa ya harus kayak gitu? Well I'm not a politician yet, but I'll figure it out so anon! Why did they do that? Hmm... Well, itu pendapat dangkal saya sih hehehe..
Oh iya, saya ingetnya hanya bulan Maret 1973 doang, April sampe Maret 1978 rada-rada lupa. Takut nanti ngarang hehe, so I should read and look for the source first though before posting it hahahaha :p..
Okay, thanks for reading it and I really am pleasure if you want to scrutinize and criticize it either. Have a good time people! :))
Powered by Telkomsel BlackBerry®









Tidak ada komentar:

Posting Komentar